Kondisi tanah jelek (bad soil) wilayah Indonesia
Indonesia memiliki wilayah yang tanahmya berklasifikasi tanah jelek (bad soil) mencapai luas 15.4 juta ha tersebar di berbagai provinsi. Dengan penduduk yang sebagian besar tinggal di atas tanah datar yang umumnya bekas rawa-rawa bertanah jelek berupa tanah gambut. Wilayahnya yang berada di iklim tropis membuat wilayahnya subur dengan berbagai pepohonan. Dengan kondisi tersebut kebutuhan prasarana jalan di wilayah permukiman dengan klasifikasi tanah jelek perlu teknologi perbaikan tanah dengan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia.
Gambar 1 Penyebaran tanah gambut Sumber: https://qph.fs.quoracdn.net/main-qimg-5155a9636975341bcbf16158bc5e0ecc |
Perbaikan tanah jelek (bad soil) dengan batang kayu
Penggunaan Kayu Pinus untuk Perbaikan Tanah jelek di Jüterbog Jerman
Penggunaan batang kayu sebagai perbaikan tanah jelek telah lama dilakukan dalam pekerjaan bangunan. Batang-batang kayu digunakan untuk penambahan kekuatan tanah sehingga tanh yang aslinya jelek bisa menahan beban seusia kebutuhan.
Gambar 2 Ekskavasi situ jalan berumur 700 tahun di alun-alun tertua Kota Berlin, Molkenmart , Jerman Sumber : https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/700x465/photo/2022/02/23/50jpg-20220223070047.jpg |
Dilansir dari Ancient Origins,struktur seperti tanggul ini terbuat dari batang kayu beberapa jenis pohon, seperti ek, pinus dan birch, Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa pohon-pohon ditebang sekitar tahun 1238.Kayu-kayu tersebut berhasil bertahan dalam kondisi pelestarian yang baik selama 700 tahun terakhir. Semua berkat efisiensi lapisan gambut yang tebal, menciptakan struktur kedap udara
Struktur ini memiliki lebar enam meter dan membentang setidaknya 50 meter dengan papan diletakkan dalam tiga lapisan. Lapisan atas terdiri dari batang-batang tanpa kulit kayu pohon untuk mencegah pembusukan, cacat pada lapisan atas ditutupi dengan batu-batu kecil dan pasir yang juga digunakan untuk menghaluskan bagian tepi. Sedangkan dua lapisan yang berada di bawahnya tidak terlihat karena ditutupi oleh pasir. emuan serupa lainnya dari Abad Pertengahan umumnya dalam kondisi yang sangat baik. Morgen Times melaporkan kurator Chrisoph Rauhut menggambarkannya sebagai penemuan yang sangat signifikan. National Geographic melaporkan, temuan pertama jenis ini didapati di Jüterbog di timur laut Jerman, tahun 2017 lalu. Kemudian di tahun 2021 sebuah trotoar selebar enam meter dari 1.000 tahun lalu ditemukan di kota Dortmund.
Sejak awal, para pembangun Venesia harus berhadapan dengan tanah yang basah dan tidak stabil, yang tidak mendukung pembangunan kota metropolitan. Pulau-pulau tempat Venesia berada terbuat dari bahan timbunan, sehingga memerlukan penggunaan teknik khusus untuk memastikan stabilitas fondasinya.Teknik khusus untuk memastikan stabilitas fondasinya. dengan menancapkan ribuan tumpukan kayu dari hutan di wilayah tersebut ke tanah lunak laguna. Kayu ini, terutama alder, oak, dan larch, menciptakan fondasi kokoh tempat orang Venesia membangun bangunan mereka.
Penggunaan Batang-batang Kayu untuk Pondasi Tiang Bangunan Kota Venice Italia
Nama Venesia ini berasal dari orang-orang Veneti kuno yang mendiami wilayah tersebut pada abad ke-10 SM. Kota ini secara historis merupakan ibu kota Republik Venesia selama hampir satu milenium, dari tahun 810 hingga 1797.Gambar 3. Venesia Italia (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Panorama_of_Venice_1870s.jpg) |
Sejak awal, para pembangun Venesia harus berhadapan dengan tanah yang basah dan tidak stabil, yang tidak mendukung pembangunan kota metropolitan. Pulau-pulau tempat Venesia berada terbuat dari bahan timbunan, sehingga memerlukan penggunaan teknik khusus untuk memastikan stabilitas fondasinya.Teknik khusus untuk memastikan stabilitas fondasinya. dengan menancapkan ribuan tumpukan kayu dari hutan di wilayah tersebut ke tanah lunak laguna. Kayu ini, terutama alder, oak, dan larch, menciptakan fondasi kokoh tempat orang Venesia membangun bangunan mereka.
Penggunaan Bambu untuk Perbaikan Tanah Jalan Tol Semarang-Demak
Dikutip dari situs https://jogja.disway.id/, sekitar 10 juta lebih batang bambu dipakai sebagai struktur dasar konstruksi tol ruas Semarang-Sayung yang membentang sepanjang 6 kilometer.
Dilansir dari situ https://jatengprov.go.id/ Kepala Satuan Kerja Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah dan DIY Direktorat Jenderal Bina Marga selaku pembangun jalan tol seksi 1, Yusrizal Kurniawan menuturkan, saat ini proses pengerjaan seksi 1 belum dilakukan, karena masih harus menunggu proses lain. “Seksi 1 yang merupakan dukungan dana dari pemerintah melalui APBN pinjaman luar negeri, saat ini masih menunggu loan agreement, di mana mulainya sekitar bulan Desember 2022,” kata Yusrizal. seksi 2 per Kamis (22/9/2022) mencapai 93 persen. Ditargetkan, konstruksi selesai pada 28 Oktober 2022
Gambar 5 Pekerja sedang memasang matras bambu, Sumber : https://jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2022/09/IMG-20220922-WA0151.jpg |
Gambar 6. Pekerja sedang memasang perkuatan tanah jelek dengan bambu Sumber : https://jogja.disway.id/upload/3d7c698567077e09de13d16622715868.jpg |